Puluhan ribu orang berkumpul di jalan-jalan di Jerman pada Hari Peringatan Holocaust untuk melakukan demonstrasi mendukung demokrasi dan menentang bangkitnya partai sayap kanan jauh, Alternative for Germany, atau AfD, yang diyakini akan lebih berpengaruh pada pemilihan umum tahun ini. Di kota-kota seperti Düsseldorf, Kiel, Mannheim, dan Osnabrück, para pendemonstrasi memegang spanduk yang bertuliskan: “Tak Ada Alternatif selain Demokrasi” dan “Usir Nazi.”
Hari Peringatan Holocaust di Jerman, yang menandai hari ke-79 dari pembebasan kamp kematian Auschwitz oleh tentara Soviet, dikaitkan dengan janji “Tak Akan Terulang.” Janji tersebut semakin bersinar dalam aksi teror Hamas pada tanggal 7 Oktober, peningkatan insiden antisemitisme di Jerman, dan kemungkinan partai sayap kanan penuh elemen ekstremis akan memperoleh kekuatan politik yang lebih besar.
Jutaan orang di Jerman telah melakukan aksi demonstrasi di berbagai kota sejak berita muncul bahwa sekelompok pejabat AfD bertemu dengan neo-Nazi dan tokoh-tokoh sayap kanan lainnya di sebuah hotel di Potsdam. Pada acara tersebut, aktivis menyalakan lilin membentuk kalimat “Tak Akan Terulang” di depan Gerbang Brandenburg di Berlin. Pada Jumat malam, sekitar 20.000 orang mendemonstrasikan di Mannheim dan sekitar 11.500 orang di kota utara Kiel.
Ketakutan atas pengaruh sayap kanan di Jerman juga terjadi di Austria, di mana puluhan ribu orang berkumpul dalam unjuk rasa pro-demokrasi di luar Parlemen di Vienna pada Jumat malam, kecilnya kota lainnya Salzburg dan Innsbruck. Meskipun dukungan untuk AfD meningkat di Jerman, berita tentang pertemuan dan unjuk rasa menunjukkan penurunan dukungan partai, dengan hasil survei yang menunjukkan kepopulerannya di bawah 20 persen resonden untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.
Kekhawatiran atas peningkatan pengaruh sayap kanan di Jerman juga terjadi setelah jurnalis investigatif menemukan adanya keterkaitan antara anggota terhormat masyarakat dengan sayap kanan ekstrem. Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, menarik perbandingan dengan Republik Weimar, demokrasi rapuh pada 1920-an dan 1930-an yang bertumbuh sebagai akibat kegagalan bangkitnya Nazi.
Dalam pidatonya, Pistorius menegaskan bahwa AfD berupaya mengubah seluruh sistem sosial di Jerman, menginginkan kembalinya era kegilaan ras, diskriminasi, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan. Demonstrasi hari Sabtu menarik sekitar 100.000 peserta di Düsseldorf, sekitar 20.000 di Mannheim dan 11.500 di Kiel, menurut perkiraan polisi. Puluhan unjuk rasa juga diadakan di kota-kota dan desa-desa yang lebih kecil.
Ringkasan On Holocaust Memorial Day, Germans Rally Against Far Right and for Democracy
Puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan di Jerman pada Hari Peringatan Holocaust untuk mendemonstrasikan dukungan bagi demokrasi dan menentang partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman, yang dalam jalur untuk memperoleh kekuasaan politik lebih lanjut. Pada hari Sabtu, para demonstran menggelar tanda-tanda yang berbunyi: “Tidak Ada Alternatif untuk Demokrasi,” “Usir Nazi” dan “Memilih AfD seperti tahun 1933.” Demo serupa juga terjadi di Austria tetangga, di mana kekhawatiran juga telah tumbuh atas pengaruh sayap kanan. Meskipun dukungan untuk AfD telah melonjak, berita pertemuan mereka dengan neo-Nazi telah menekan popularitas mereka. Butuh dipastikan bahwa demokrasi tetap unggul. Demonstrasipun terus berlanjut di kota-kota lain di Jerman setelah anggota AfD bertemu dengan kelompok-kelompok neo-nazi dengan tujuan untuk mengusir jutaan imigran dan kaum minoritas asing. Ada ketakutan bahwa keberhasilan partai tersebut dapat meniru situasi di negara Jerman sebelum Perang Dunia II ketika otoritas Nazi dengan pemikiran rasisme dan supremasi kulit putih.
Sumber berita silahkan Cek di sini Source link
