Insiden yang melibatkan pesawat Boeing 737 Max 9 Alaska Airlines di udara, menyebabkan dibatalkannya ribuan penerbangan. Hal ini disebabkan bahwa Federal Aviation Administration (FAA) yang menangguhkan operasi sekitar 170 pesawat Max 9. Namun, pada hari Rabu, FAA mengizinkan inspeksi dan prosedur perawatan untuk pesawat tersebut, membuka jalan bagi pesawat yang sebelumnya telah ditangguhkan untuk kembali terbang. Maskapai penerbangan yang sangat bergantung pada pesawat Max 9, seperti Alaska Airlines dan United Airlines, sudah mulai menggunakan kembali pesawat tersebut.
Salah satu hal yang perlu diketahui penumpang tentang pesawat Max 9 yaitu maskapai penerbangan apa saja yang menggunakan pesawat tersebut. United Airlines adalah maskapai penerbangan dengan jumlah pesawat Max 9 terbanyak, yaitu 79 pesawat, sementara Alaska Airlines memiliki 65 pesawat. Selain itu, terdapat pula beberapa maskapai lain seperti Copa Airlines, Aeromexico, Turkish Airlines, FlyDubai, dan Icelandair yang juga mengoperasikan pesawat Max 9.
Bagaimana cara penumpang mengetahui apakah mereka terjadwal terbang dengan pesawat Max 9? Biasanya, penumpang bisa menemukan informasi tentang tipe pesawat saat mereka memesan tiket pesawat online, baik selama proses pemilihan kursi atau di bagian lain dari situs web maskapai. Di samping itu, penumpang juga bisa menemukan tipe pesawat pada aplikasi seluler maskapai, atau di detail reservasi setelah mereka memesan. Namun demikian, penumpang perlu diingat bahwa jadwal pesawat dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung pada faktor-faktor tertentu.
Bagi penumpang yang tidak ingin terbang dengan pesawat Max 9, baik Alaska Airlines maupun United Airlines telah menerbitkan keringanan biaya yang memungkinkan penumpang untuk membatalkan atau mengubah pesawat tanpa dikenakan biaya tambahan. Keringanan biaya tersebut berlaku untuk penerbangan hingga tanggal tertentu, dan akan bergantung pada kebijakan masing-masing maskapai. Namun, para ahli menyarankan agar penumpang tidak perlu khawatir karena pesawat Max 9 telah menjalani inspeksi yang ketat. Menurut analis penerbangan Robert W. Mann Jr., tidak masuk akal untuk menghindari pesawat yang telah menjalani inspeksi terbaru dan telah kembali terbang setelah dua kecelakaan fatal di masa lalu.
Ringkasan
Pada tanggal 5 Januari, sebagian badan pesawat Boeing 737 Max 9 milik Alaska Airlines meledak di udara beberapa menit setelah lepas landas dari Portland, Oregon. Akibatnya, Federal Aviation Administration (FAA) memutuskan untuk menyetop sekitar 170 pesawat Max 9, yang menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan dan merugikan banyak penumpang. Namun, pada Rabu, FAA menyetujui prosedur inspeksi dan pemeliharaan untuk pesawat Max 9, memungkinkan pesawat yang ditetapkan untuk beroperasi kembali. Banyak maskapai, seperti United Airlines dan Alaska, telah mengumumkan rencana untuk kembali menggunakan pesawat Max 9 setelah inspeksi selesai.
Penumpang bisa mendapatkan informasi tentang pesawat yang mereka tumpangi melalui situs maskapai dan aplikasi ponsel, serta melalui situs pelacakan penerbangan. Terdapat juga kebijakan pembatalan dan pengembalian dana dari maskapai untuk penumpang yang tidak ingin terbang dengan Max 9. Namun, sebagian ahli menyarankan bahwa tidak ada alasan rasional untuk menghindari pesawat tersebut karena telah melalui proses inspeksi yang ketat.
Output:
Pesawat Alaska Airlines Boeing 737 Max 9 mengalami kejadian meledak bagian badan pesawat di udara setelah lepas landas. Sejumlah pesawat Max 9 dihentikan oleh FAA menyebabkan batalnya ribuan penerbangan. Namun, FAA sudah menyetujui inspeksi dan pemeliharaan pesawat Max 9 untuk kembali beroperasi. Beberapa maskapai seperti United Airlines dan Alaska telah mengumumkan rencana untuk menggunakan kembali pesawat Max 9 setelah inspeksi selesai. Penumpang bisa mendapatkan informasi tentang pesawat yang mereka tumpangi dan kebijakan pembatalan dan pengembalian dana dari maskapai jika tidak ingin terbang dengan Max 9. Para ahli menyarankan tidak ada alasan rasional untuk menghindari pesawat Max 9.
Sumber berita silahkan Cek di sini Source link