Setelah Vonis Trump, Seorang Editor National Enquirer Mengekspresikan Penyesalannya – Temui Detailnya di Sini!

01BARRY LEVINE ENQUIRER lkcb facebookJumbo - Setelah Vonis Trump, Seorang Editor National Enquirer Mengekspresikan Penyesalannya - Temui Detailnya di Sini!

Tabloid Journalist: A Look into the Life of Barry Levine

Barry Levine, seorang jurnalis tabloid yang terkenal, memiliki latar belakang yang cukup menarik. Dibesarkan di Levittown, Penn., ia memiliki ketertarikan pada jurnalistik sejak kecil saat ia melihat wajah-wajah terkenal seperti Elvis Presley, Elizabeth Taylor, dan John Lennon di sampul majalah yang berserakan di meja kopi orang tuanya.

Keseriusan Levine terhadap jurnalistik semakin terlihat saat ia kuliah di Temple University dan menjadi editor di surat kabar mahasiswa, The Temple News. Ia meniru gaya penyiar jalanan terkenal seperti Jimmy Breslin dengan merokok cerutu dan menyelinap ke bar-bar meskipun masih di bawah umur minum yang legal.

Dalam perbincangan selama 90 menit, Levine beberapa kali menyebutkan bahwa artikel The Enquirer tentang Mr. Edwards telah memperoleh nominasi Pulitzer Prize. Namun, kenyataannya adalah dewan Pulitzer telah menentukan pada tahun 2010 bahwa The Enquirer hanya memenuhi syarat untuk mengajukan artikelnya untuk pertimbangan, dan akhirnya tidak mendapatkan nominasi.

Meskipun demikian, siapa yang akan menyalahkan seorang jurnalis tabloid untuk sedikit melebih-lebihkan? Levine menjelaskan bahwa artikel The Enquirer merupakan hasil kerja keras timnya yang berdedikasi dan berkualitas.

Dalam kamar tidurnya, dinding-dinding dipenuhi dengan artikel-artikel tentang dirinya dan The Enquirer yang diberi bingkai, banyak di antaranya memberikan pujian dari media utama seperti New York, Talk, dan The New York Times.

Levine menjadi langganan di restoran Elaine, milik Elaine Kaufman yang terkenal, dan sering bertemu dengan berbagai tokoh media ternama seperti David Halberstam, Pete Hamill, Gay Talese, dan Tom Wolfe. Hal ini menunjukkan jaringan hubungan yang luas yang dimiliki oleh Levine dalam industri media.

Ringkasan



Artikel ini mengisahkan tentang seorang jurnalis tabloid, Allan Levine, yang memiliki keinginan besar untuk meraih kesuksesan dalam dunia jurnalisme. Meskipun terdapat sedikit kebohongan dalam klaimnya mengenai nominasi Pulitzer Prize, namun semangat dan keberaniannya untuk mencapai cita-cita tetap menginspirasi. Bagaimana pendapatmu mengenai kejujuran dalam profesi jurnalis? Bisakah sebuah kebohongan dianggap sebagai kreativitas atau hanya merugikan kepercayaan publik? Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek tools kehamilan terbaru dari homp.my.id yaitu tools kalkulator kehamilan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *