K-Pop  

Anies Baswedan dan Fenomena K-pop dalam Pemilihan Presiden: Mengapa Semakin Banyak Orang Terpengaruh?

Blackpink - Anies Baswedan dan Fenomena K-pop dalam Pemilihan Presiden: Mengapa Semakin Banyak Orang Terpengaruh?

K-pop Menjadi Senjata Kampanye Elektoral di Indonesia

Para pembaca setia Blackpink, berita bagus buat kalian! Ada kabar terbaru tentang keterlibatan politisi Indonesia dalam fanatisme K-pop. Tidak hanya itu, K-pop juga menjadi senjata penting dalam kampanye elektoral di Indonesia. Melansir dari Kompas, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia mengungkapkan bahwa mayoritas pemilih dalam pemilihan presiden mendatang akan terdiri dari anak muda. Generasi milenial dan Z diperkirakan akan menyumbang sekitar 60 persen dari total jumlah pemilih pada tahun 2024.

Perang Elektoral di Era Digital dan Cerita sukses Anies Baswedan
Tidak heran jika strategi kampanye yang digunakan oleh para kandidat saat ini terjadi perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Media sosial telah menjadi medan pertempuran utama karena para kandidat berusaha menciptakan dan menguatkan citra mereka terutama di mata pemilih muda. Salah satu contoh perubahan strategi dalam kampanye ini adalah keterlibatan Anies Baswedan dalam Fandom K-pop melalui akun Twitter @aniesbubble.

Pengaruh Fandom K-pop di Indonesia
Tidak disadari, pengaruh budaya fandom dalam wacana politik di Indonesia seringkali diabaikan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh K-pop di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya semakin meningkat. Gelombang Hallyu yang merambah Indonesia sejak akhir 2000-an membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan basis penggemar K-pop terbesar di dunia.

Para penggemar K-pop dapat memanfaatkan kecakapan mereka dalam media sosial lagi obsesi mereka terhadap idol mereka untuk memperjuangkan perubahan dan dampak sosial. Bahkan, selama pandemi, penggemar K-pop termasuk dalam penggalang dana yang aktif di platform donasi Kitabisa.

Esensi Akun @AniesBubble
Tidak heran jika akun @aniesbubble mampu menarik perhatian lebih dari 140 ribu pengikut dalam waktu yang singkat. Melalui akun ini, Anies Baswedan berhasil mendapatkan julukan Korea ‘Park Ahn Nisa’ di samping gambaran anak muda yang kikuk. Akun ini merupakan salah satu dari contoh pencitraan yang dapat membantu calon presiden mendapatkan publisitas yang positif di kalangan pemilih muda. Salah satu keunggulan dari akun fan ini adalah kemampuannya untuk membuat kandidat terlihat lebih dekat dan berhubungan dengan penggemar.

Masa Depan Pola Kampanye Elektoral di Indonesia
Namun, tentu saja, perlu diingat bahwa pemilihan umum tidak hanya tentang popularitas di media sosial. Strategi kampanye yang terlalu mengandalkan hal-hal semacam ini juga memiliki dampak negatif terhadap diskusi kebijakan yang substansial. Pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah akun fan seperti @AniesBubble benar-benar membantu meningkatkan budaya demokrasi yang sehat atau malah berisiko mempermainkan fragilitas demokrasi di Indonesia.

Ringkasan



Komisi Pemilihan Umum Indonesia (KPU) telah mengungkapkan bahwa mayoritas pemilih dalam pemilihan presiden yang akan datang akan terdiri dari kaum muda. Bahkan, milenial dan Generasi Z akan membentuk 60 persen dari total pemilih pada tahun 2024. Hal ini tentu memiliki dampak yang signifikan terhadap strategi kampanye yang digunakan oleh para kandidat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah kandidat presiden Anies Baswedan yang baru-baru ini meluncurkan akun fan K-pop ‘Anies Bubble’ di Twitter.

Pengaruh budaya fan K-pop dalam wacana politik di Indonesia sering diabaikan, namun seiring dengan maraknya budaya K-pop di Indonesia, pengaruhnya semakin besar dan tidak boleh dianggap enteng. Penggemar K-pop Indonesia telah menjadi kekuatan besar di media sosial, mampu mengadvokasi perubahan dan dampak sosial seperti dalam penggalangan dana untuk bencana di Kanjuruhan tahun 2022.

Selain Anies, kandidat lain juga berupaya untuk lebih mempererat hubungan dengan pemilih muda. Namun, pertanyaannya, apakah akun fan K-pop seperti @AniesBubble dapat memberikan kontribusi nyata dalam wacana demokrasi yang sehat, atau malah berpotensi untuk menjadikan kampanye politik yang dangkal?

Bagaimana pandangan Anda tentang fenomena fan K-pop dan strategi kampanye politik online? Mungkin Anda memiliki insight yang ingin Anda bagikan. Yuk, silakan berikan komentar dan pandangan Anda di bawah!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *