Demonstrasi Mengancam Wisuda Kuliah, Menghalangi Kesempatan Seniors untuk Kehidupan Normal

25SENIOR YEAR swaps 02 tqfg facebookJumbo - Demonstrasi Mengancam Wisuda Kuliah, Menghalangi Kesempatan Seniors untuk Kehidupan Normal

**Dampak Pandemi Terhadap Pesta Wisuda Mahasiswa Senior**

Divya Jakatdar, seorang mahasiswa senior di University of Southern California, berharap bisa merayakan penerimaan perguruan tinggi bersama teman-temannya, menghadiri prom, dan berjalan di panggung saat acara wisuda. Namun, pandemi COVID-19 membuatnya harus mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman sekolahnya melalui Zoom; dan wisudanya dilakukan secara drive-through.

**Rasa Kecewa di Tengah Unjuk Rasa**

Jakatdar dan mahasiswa lain merasa kecewa karena pelaksanaan wisuda mereka dibatalkan oleh universitas mereka. Jakatdar bahkan mengungkapkan bahwa mereka merasa kecewa karena telah melewatkan momen penting seperti wisuda sekolah.

**Protes dan Aktivisme Mahasiswa**

Reaksi responsif terhadap konflik Israel-Hamas juga terjadi di berbagai universitas di Amerika Serikat. Aktivisme mahasiswa, baik untuk mendukung Palestina maupun Israel, semakin merajalela. Pelbagai aksi unjuk rasa bahkan menyebabkan pembatalan beberapa acara tradisional mahasiswa senior, termasuk wisuda.

**Dampak Emosional dan Psikologis**

Sementara beberapa mahasiswa merasa terdorong untuk terlibat dalam aktivisme atau unjuk rasa, yang lain merasa kecewa dan terhambat karena peristiwa global yang tidak terduga. Mereka merasa bahwa momen penting seperti wisuda mereka menjadi tercemar oleh ketegangan global dan perasaan tidak pasti.

**Momentum Bersama Memprotes**

Beberapa mahasiswa, seperti Sophia Pargas dari Emerson College, menemukan kekuatan dalam bersatu dan menyalurkan aspirasi mereka melalui demonstrasi atau unjuk rasa. Mereka merasa diberdayakan untuk mengambil bagian dalam perubahan yang mereka anggap penting.

**Harapan dan Keharuan di Tengah Tumultuoso**

Sebagian mahasiswa, seperti Ruby Cayenne dari California State Polytechnic University, Humboldt, merasa kecewa karena kemungkinan demonstrasi bisa mengganggu acara wisuda mereka. Mereka merasakan perasaan campur aduk antara harapan untuk merayakan kesuksesan akademis dan kekhawatiran akan kondisi di sekitar dunia mereka.

Ringkasan



Divya Jakatdar merencanakan bahwa ia akan menghabiskan tahun terakhirnya di sekolah menengah dengan merayakan diterima di perguruan tinggi bersama teman-temannya, menghadiri prom, dan berjalan di atas panggung kelulusan di hadapan sorak-sorai keluarganya. Namun kenyataannya, saat musim semi terakhirnya tiba, pandemi virus corona juga turut hadir. Bagaimana pandemi ini mempengaruhi acara kelulusan Jakatdar dan rekan-rekannya? Bagaimana reaksi mahasiswa, seperti Asna Tabassum di University of Southern California, terhadap pembatalan acara kelulusan di tengah kekhawatiran terkait perang Israel-Hamas? Bagaimana perasaan dan pandangan mahasiswa lain yang terdampak? Bagikan pendapat dan pengalaman Anda dalam komentar di bawah!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek tools kehamilan terbaru dari homp.my.id yaitu tools kalkulator kehamilan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *