Dibalik Meja Makan Jokowi: Strategi Diplomasi Kuliner yang Menarik

1269269 720 - Dibalik Meja Makan Jokowi: Strategi Diplomasi Kuliner yang Menarik

Diplomasi Politik Meja Makan ala Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dikenal sering menggunakan “politik meja makan” sebagai alat diplomasi. Ini juga terlihat jelang Pilpres 2024. Saat menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga menjabat Presiden, Jokowi sering menggunakan makan-makan sebagai alat diplomasi.

Diplomasi Kuliner ala Jokowi
Diplomasi meja makan ala Presiden Jokowi merupakan bagian dari diplomasi kuliner, yang adalah cara untuk memenangkan hati dan pikiran orang melalui perut. Diplomasi ini tergolong ke dalam soft diplomacy. Ada tiga jenis diplomasi kuliner, di antaranya Track I Culinary Diplomacy, Gastrodiplomacy, dan Citizen Culinary Diplomacy.

Fungsi Makanan dalam Diplomasi
Menurut ilmu Folklor dalam Antropologi, makanan tidak hanya untuk mengisi perut, tetapi juga sebagai simbol bahasa, pengikat hubungan kekerabatan, penanda solidaritas, dan pengobat stres. Makanan juga merupakan media universal yang bisa digunakan dalam pergaulan untuk mengenal seseorang dengan lebih baik.

Prestasi Melalui Diplomasi Meja Makan
Melalui diplomasi di meja makan, Presiden Jokowi berhasil menyelesaikan sejumlah persoalan, seperti persoalan pedagang kaki lima di Solo, pemukiman kumuh di sekitar waduk Pluit Jakarta, penataan pedagang pasar Tanah Abang Jakarta, dan menjadi penengah antara sopir Gojek dan ojek di meja makan istana pada tahun 2015.

Budaya Makan Bersama di Indonesia
Menurut Rusmawaty, sebenarnya budaya makan bersama atau “politik meja makan” bukanlah hal baru. Bangsa Indonesia sudah mengenal budaya makan bersama sejak dulu dalam rangka mempererat rasa persatuan dan jalinan kebersamaan dari keluarga maupun kelompok masyarakat.

Kesatuan Melalui Meja Makan
Gilles Bragard, seorang desainer makanan dan Pendiri The Club Des Chefs des Chefs, menyatakan bahwa meja makan mampu menyatukan orang-orang jika politik terpecah. Jokowi memanfaatkan diplomasi meja makan untuk memperkuat hubungan dan mencairkan suasana dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin.

Dengan diplomasi politik meja makan, Jokowi berhasil menunjukkan keterampilannya dalam menggunakan makanan sebagai alat diplomasi untuk memenangkan hati dan pikiran orang. Diplomasi ini juga mengingatkan kita bahwa makanan memiliki peran penting dalam membangun hubungan yang baik antara individu, kelompok, dan negara. Jokowi berhasil menunjukkan bahwa makanan bukan hanya untuk mengisi perut semata, tetapi juga bisa menjadi sarana untuk mempererat hubungan dan mencapai kesatuan.

Ringkasan



Presiden Joko Widodo sering menggunakan “politik meja makan” sebagai alat diplomasi. Cara ini juga dilakukan jelang Pilpres 2024. Apa sebenarnya politik meja makan yang dipraktikkan Jokowi? Diplomasi ini termasuk diplomasi kuliner, yang punya tujuan memenangkan hati dan pikiran dengan perantara perut. Bagaimana pendapat Anda tentang pendekatan ini? Menurut Anda, bagaimana potensi diplomasi meja makan dalam konteks politik? Silakan berikan komentar dan pendapat Anda di bawah.

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *