Kekurangan Tenaga Kerja Psikolog Memperburuk Waktu Tunggu
Waktu Tunggu Psikolog melambung karena kekurangan besar dalam tenaga kerja. Hal ini menyulitkan bagi orang-orang yang mengalami depresi parah dan masalah mental lainnya. Bahkan bagi yang mampu membayar, waktu tunggu untuk psikolog swasta semakin membludak akibat kekurangan tenaga kerja yang massif.
Tidak “Sakit Cukup Parah” untuk Diberikan Bantuan
Orang-orang seperti Ren yang telah menderita depresi mayor sejak usia 16 tahun dan menggunakan obat anti-depresan selama satu dekade mengalami kesulitan mendapatkan bantuan. Ren menunggu empat bulan untuk mendapatkan layanan dari layanan kesehatan mental di Christchurch, namun hanya diberikan obat-obatan dan file mereka ditutup keesokan harinya. Hal ini menyebabkan kefrustrasian bagi orang seperti Ren yang tidak cukup “buruk” untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.
Kelemahan Sistem Kesehatan Mental
Menurut Presiden New Zealand Psychological Society, Tania Anstiss, terdapat kesenjangan besar antara apa yang bisa ditawarkan oleh layanan kesehatan mental dan apa yang dibutuhkan oleh kebanyakan orang. Terdapat kebutuhan yang besar di luar titik krisis, namun kapasitas tenaga kerja yang tidak mencukupi menyulitkan dalam menyediakan layanan tersebut.
Audit Kekurangan Tenaga Kerja
Pada tahun 2017, perkiraan dewan kesehatan distrik menunjukkan bahwa mereka membutuhkan dua kali lipat jumlah psikolog untuk memenuhi permintaan. Namun, pada tahun ini, kekurangan mencapai 1000 orang. Meskipun pemerintah meningkatkan jumlah magang yang didanai pemerintah, masih diperlukan tindakan lebih lanjut untuk mencegah mereka meninggalkan sistem publik.
Perlu Peningkatan Pelatihan Psikolog
New Zealand harus melatih lebih banyak psikolog – terutama Maori dan Pasifika – tetapi juga perlu melakukan lebih banyak langkah untuk mencegah mereka keluar dari sistem publik. Hal ini juga merupakan temuan penting dari Kantor Auditor-Jenderal dalam laporannya tentang layanan kesehatan mental pada kaum muda. Menurut Kantor Auditor-Jenderal, pemerintah perlu mengatasi kekurangan kritis dalam tenaga kerja.
Rencana Tenaga Kerja Kesehatan
Te Whatu Ora telah mengembangkan rencana tenaga kerja kesehatan mental dan adiksi sebagai bagian dari rencana tindakan tenaga kerja keseluruhan, namun masih dalam pertimbangan pemerintah. Rachel Patrick, auditor senior, menyoroti pentingnya mengatasi kekurangan tenaga kerja secara kritis untuk mempertahankan tenaga kerja yang sudah ada. Selain merekrut lebih banyak orang, perlu fokus pada upaya mempertahankan tenaga kerja yang sudah ada.
Ringkasan
Pesannya jelas, banyak orang yang berjuang dengan depresi dan masalah mental lainnya merasa tidak “sakit cukup” untuk mendapatkan bantuan dari sistem kesehatan. Bagi yang mampu membayar, waktu tunggu untuk psikolog swasta semakin panjang akibat kekurangan besar dalam tenaga kerja. Bagaimana tanggapan Anda terhadap masalah ini? Apakah Anda pernah mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan mental? Berikan pendapat atau pengalaman Anda di kolom komentar di bawah!
Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek tools kehamilan terbaru dari homp.my.id yaitu tools kalkulator kehamilan