Krisis Kesehatan Mental Tidak Mampu Meramalkan Wokeness: Penjelasan Lengkap dan Menarik

GettyImages 1385769270 1 - Krisis Kesehatan Mental Tidak Mampu Meramalkan Wokeness: Penjelasan Lengkap dan Menarik

Krisis kesehatan mental hari ini, terutama di kalangan kaum muda, tidak menjelaskan mengapa munculnya “wokeness”. Sistem kepercayaan sosialis budaya ini berkembang dari sumber Left dan liberal terlebih dahulu, serta gagasan terapi yang buruk, tetapi hanya sedikit berkaitan dengan kesehatan mental masyarakat sebenarnya. Sebuah studi akademik dari Finlandia baru-baru ini menemukan bahwa individu yang “woke” lebih cenderung merasa tidak bahagia, cemas, dan depresi daripada orang lain. Psikolog lain juga menemukan bahwa orang-orang di sisi politik kiri melaporkan masalah kesehatan mental yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang di sisi kanan.

Apakah ide progresif membuat orang tidak bahagia, atau orang yang tidak bahagia tertarik pada Left budaya? Lebih lanjut, apakah munculnya wokeness menyebabkan krisis kesehatan mental, ataukah krisis kesehatan mental menyebabkan Great Awokening? Perspektif psikologis memandang kesehatan mental masyarakat telah menurun, yang kemudian menciptakan budaya yang dibangun berdasarkan kerapuhan dan korban. Sementara itu, sudut pandang sosiologi emosi berargumen bahwa ideologi adalah pendorong, yang mengalihkan emosi untuk selaras dengan ideologi.

Dua buku terbaru mengembangkan argumen psikologis bahwa masalah kesehatan mental menjadi kekuatan utama di balik wokeness. Abigail Shrier dalam Bad Therapy dan Jonathan Haidt dalam The Anxious Generation menyoroti faktor-faktor yang memunculkan krisis kesehatan mental remaja. Hasilnya adalah ledakan illiberalisme Left-wing di kampus. Studi FIRE College Free Speech Rankings menunjukkan bagaimana ideologi dan kecemasan berinteraksi dalam memprediksi dukungan pelajar terhadap praktik iliberal menyoraki pembicara tamu.

Data menunjukkan bahwa pengemudi wokeness sebenarnya adalah ideologi. Menurut survei FIRE, 68% mahasiswa mengalami kecemasan dan 42% menderita depresi setidaknya “setengah waktu”. Sebagian besar variasi dalam dukungan terhadap praktik menyoraki pembicara dijelaskan oleh ideologi, bukan kecemasan. Kebudayaan membatalkan orang akan berkembang bahkan jika krisis kesehatan mental diakhiri. Hingga kita dapat benar-benar mengatasi penyebab sebenarnya wokeness, kita tidak akan bisa menghentikannya. Itulah tantangan yang harus dihadapi oleh universitas dan dunia yang lebih luas saat ini.

Ringkasan



Krisis kesehatan mental yang terjadi pada hari ini, khususnya di kalangan kaum muda, tidak dapat dijelaskan dengan munculnya “kebangkitan kesadaran sosial” atau wokeness. Bagaimana ide progresif membuat orang tidak bahagia, ataukah orang yang tidak bahagia tertarik pada politik kiri? Apakah peningkatan kesadaran sosial menyebabkan krisis kesehatan mental, atau sebaliknya? Apa pendapat Anda? Tulis di kolom komentar di bawah ini!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek tools kehamilan terbaru dari homp.my.id yaitu tools kalkulator kehamilan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *