Industri bunga mengalami peningkatan pesat selama pandemi, dengan permintaan yang tinggi dan biaya bisnis yang semakin meningkat. Harga bunga telah naik, didorong oleh kenaikan biaya bahan bakar, kelangkaan bunga, dan masalah rantai pasokan. Ini menempatkan tekanan pada penjaja bunga veteran seperti Mr. Patrikis, yang toko bunganya adalah satu-satunya yang bertahan di sekitarnya.
**Peningkatan Permintaan dan Biaya**
Penjualan bunga di Amerika Serikat meningkat hingga hampir $73 miliar tahun lalu. Namun, ada tanda-tanda ketidakstabilan dalam industri ini, dengan banyak petani bunga yang menghadapi kenaikan biaya yang signifikan. Demand for flowers mulai menurun semenjak tahun lalu, memaksa beberapa petani mempertimbangkan untuk mengubah lahan mereka untuk usaha lain seperti beternak kambing.
**Penurunan Marginal Keuntungan**
Mr. Patrikis mengatakan bahwa margin keuntungan toko bunganya telah menyusut sejak awal pandemi, dari 20 hingga 30 persen menjadi 10 hingga 20 persen. Meskipun penjualan lebih tinggi, ia memperkirakan penurunan margin keuntungan akan berlanjut, memaksa penjaja bunga untuk beradaptasi dengan kondisi yang berubah.
**Tantangan di Industri Bunga**
Menurut perkiraan dari The Society of American Florists, jumlah toko bunga di Amerika Serikat akan turun menjadi 11.000 pada tahun 2026. Di kota New York sendiri, jumlah penjaja bunga telah menurun dari 432 pada 2019 menjadi 398 di kuartal ketiga tahun lalu, menunjukkan bahwa industri bunga menghadapi tantangan yang serius.
**Masa Depan Bisnis Bunga**
Meskipun khawatir tentang kebiasaan pengeluaran konsumen, Mr. Patrikis tetap optimis tentang masa depan bisnisnya karena kepemilikan bangunan tempat usahanya. “Orang-orang yang akan bertahan hanyalah mereka yang memiliki bangunan mereka sendiri,” katanya. Sebagai generasi kedua penjaja bunga, ia merasa terpanggil untuk melanjutkan bisnis keluarga.
**Menyesuaikan Diri dengan Perubahan**
Untuk bertahan di tengah perubahan industri, penjaja bunga harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah dan menjaga kualitas produk serta layanan yang baik untuk pelanggan. Meskipun industri bunga menghadapi berbagai tantangan, dengan kreativitas dan adaptasi yang tepat, bisnis bunga masih bisa berkembang dan bertahan di pasar yang kompetitif.
Ringkasan
Ditmars Flower Shop, sebuah usaha warung bunga milik Mr. Patrikis, menghadapi tantangan besar dalam menghadapi perubahan harga dan permintaan selama pandemi. Meskipun penjualan naik, margin keuntungan menurun dan persaingan semakin ketat. Mr. Patrikis optimis dengan menjual berbagai macam bunga untuk berbagai acara. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian sering membeli bunga? Bagaimana pandemi memengaruhi kebiasaan belanja kalian? Silakan berikan pendapat dan pengalaman kalian di kolom komentar!
Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek tools kehamilan terbaru dari homp.my.id yaitu tools kalkulator kehamilan