Mengenal Wanita yang Berkarya di Kamp Interniran Jepang: Pencapaian Mereka yang Pantas untuk Diakui

00xp ww2 art 08 copy facebookJumbo - Mengenal Wanita yang Berkarya di Kamp Interniran Jepang: Pencapaian Mereka yang Pantas untuk Diakui

**Menampilkan Karya-Karya Seni Wanita Jepang di Pameran Keliling**

Ibuki Hibi Lee masih mengingat suara kuas cat ibunya yang bersentuhan dengan kanvas di apartemen kecil mereka di Kota New York. Setelah Perang Dunia II, keluarga mereka ditahan di kamp interniran di Utah, mereka pindah ke New York pada tahun 1945 agar orang tua Hibi Lee, Hisako dan “George” Matsusaburo Hibi, bisa mengejar karir seni.

**Perjuangan Keluarga dan Pengakuan Karya Seni**

Hibi Lee mengingat masa-masa sulit keluarga mereka. Meskipun ibunya mendapat pengakuan selama karirnya, namun tidak sebanyak rekan-rekan pria. Sekarang, 32 tahun setelah kematian Hibi, karya seninya menjadi bagian dari pameran keliling “Pictures of Belonging.”

**Artist yang Bertahan di Kamp Interniran**

Selain Hibi, pameran ini juga menampilkan karya dari Miki Hayakawa dan Miné Okubo, yang juga ditahan atau memiliki keluarga yang ditahan di kamp interniran selama Perang Dunia II. Sekitar 120.000 orang keturunan Jepang diperintahkan untuk meninggalkan rumah dan pekerjaan mereka di pantai barat setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor pada tahun 1941.

**Peran Seni Saat Masa Sulit**

Banyak orang mencari pelarian ke seni selama masa-masa sulit ini, dan Sekolah Seni Topaz lahir, di mana ratusan mengambil kelas gambar alam dan arsitektur dalam kamp interniran. Kelas ini memberikan sumber kenyamanan bagi para internir, kata Kimi Hill, cucu Chiura Obata, seorang seniman ternama yang merupakan salah satu pendiri sekolah tersebut.

**Menghargai Perjalanan Seni Para Artist**

Pameran ini tidak hanya menampilkan karya-karya artist, tetapi juga membawa pemirsa dalam perjalanan hidup dan karir mereka. Pemilihan karya-karya beragam dari setiap periode hidup artist menunjukkan perkembangan gaya dan perubahan yang mereka alami. Diharapkan pemirsa dapat meninggalkan pameran dengan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan dan karya seni para artist, serta nilai ketahanan dan ketekunan mereka.

Ringkasan



Ibuki Hibi Lee mengingat saat ia terbangun oleh suara kuas lukisan ibunya di apartemen kecil mereka di New York City. Setelah Perang Dunia II, keluarga mereka dipindahkan ke New York untuk mengejar seni. Ibunya, Hisako Hibi, seorang perias gaun yang selalu meluangkan waktu untuk melukis. Sekarang, karya Ibuki Hibi Lee menjadi bagian dari “Pictures of Belonging,” pameran yang menampilkan karya tiga wanita Jepang Amerika sebelum Perang Dunia II di museum-museum terkenal di Amerika. Bagaimana seni membantu mereka mencari kemanusiaan dalam situasi sulit? Apa pendapatmu tentang pameran ini dan kisah-kisah di baliknya? Jangan ragu untuk berbagi pendapatmu!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek tools kehamilan terbaru dari homp.my.id yaitu tools kalkulator kehamilan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *